
Prabowo Lewat Doha: Strategi Diam-Diam Menuju Diplomasi Global?
Prabowo Tiba-Tiba Muncul di Doha — Ada Apa?
Jakarta tengah panas oleh isu transisi pemerintahan, tapi Prabowo Subianto justru muncul di Doha, Qatar, dalam kunjungan yang nyaris tak terendus media nasional. Apakah ini murni agenda diplomatik, atau justru bagian dari strategi global yang lebih besar?
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan Menteri Pertahanan (dan Presiden terpilih 2024) ini tengah bertemu dengan sejumlah petinggi Qatar di sela forum internasional energi dan pertahanan. Tidak ada rilis resmi, tidak ada sambutan media. Diam-diam tapi tajam.
Diplomasi Diam-Diam atau Lobi Internasional?
Banyak pihak bertanya-tanya: mengapa kunjungan ini tak diliput luas? Apakah ini bagian dari strategi “low profile, high impact”? Atau justru, seperti yang dikatakan pengamat politik Timur Tengah, Fadhil Rahman, “Prabowo tengah menjalin poros baru kekuatan ekonomi-politik, dan Doha adalah salah satu pintunya.”
Beberapa sumber menyebutkan bahwa pembicaraan di balik layar menyentuh isu ekspansi kerjasama pertahanan dan energi, termasuk potensi investasi Qatar ke Indonesia pasca-2024. Tapi, tanpa konfirmasi resmi, semua masih jadi teka-teki.
Qatar: Pintu Diplomasi Timur Tengah?
Qatar bukan pemain kecil dalam peta geopolitik. Negara kaya minyak ini dikenal sebagai ‘jembatan’ diplomasi antara blok-blok besar dunia. Jika benar Prabowo memilih Doha sebagai titik awal manuver globalnya, maka ini bisa dibaca sebagai langkah cerdas—atau justru kontroversial.
Beberapa analis menilai ini sebagai sinyal bahwa Prabowo tidak hanya akan fokus pada isu dalam negeri, tapi siap memperluas pengaruh Indonesia di kancah internasional. “Ini bukan kunjungan biasa. Ini panggung awal seorang pemimpin baru yang ingin menunjukkan Indonesia tak lagi jadi penonton,” ujar Diah Nuraini, pengamat politik internasional.
Opini Publik: Terbelah
Di media sosial, respons masyarakat terbelah. Ada yang memuji langkah ini sebagai bentuk kesigapan negara menghadapi tantangan global, namun tak sedikit pula yang curiga—“Jangan-jangan ini agenda pribadi, bukan negara?” tulis seorang netizen.
Yang jelas, Prabowo bukan tipe politisi yang bergerak tanpa arah. Doha bisa jadi awal dari babak baru diplomasi Indonesia yang lebih tajam, lebih aktif, dan—tentu saja—lebih ‘senyap’.
Bagaimana menurutmu? Apakah ini langkah strategis atau justru mencurigakan? Yuk diskusi di kolom komentar!
Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.
Komentar
Belum ada komentar.