
Isu Reshuffle Kabinet Menguat: Menteri-Menteri yang Disorot di Pemerintahan Prabowo
Jakarta, 31 Mei 2025 – Isu perombakan kabinet atau reshuffle di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto semakin menguat menjelang pertengahan tahun. Spekulasi mengenai pergantian sejumlah menteri mencuat, didorong oleh evaluasi kinerja, dinamika politik, serta tekanan publik terhadap efektivitas pemerintahan.
Latar Belakang Isu Reshuffle
Sejak dilantik pada Oktober 2024, Presiden Prabowo membentuk Kabinet Merah Putih dengan komposisi yang mencerminkan koalisi besar. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, berbagai isu muncul terkait kinerja dan kontroversi sejumlah menteri.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, menyatakan bahwa reshuffle diperlukan untuk membersihkan kabinet dari menteri-menteri yang tidak mampu bekerja dengan baik. "Membersihkan kabinet dari tokoh nihil fungsi juga akan meringankan beban negara, sekaligus meningkatkan kepercayaan publik," ujarnya.
Menteri-Menteri yang Disorot
1. Erick Thohir – Menteri BUMN
Posisi Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebut-sebut berada di ujung tanduk. Meskipun memiliki rekam jejak dalam mengelola perusahaan BUMN, beberapa kalangan menilai kinerjanya belum memenuhi ekspektasi Presiden maupun publik. Spekulasi mengenai pergantiannya menguat seiring evaluasi kinerja kabinet.
2. Bahlil Lahadalia – Menteri ESDM
Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi, kini menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kebijakannya yang membatasi penjualan gas LPG 3 kg hanya melalui distributor resmi menuai kritik tajam dari masyarakat. Kebijakan tersebut menyebabkan antrean panjang dan kesulitan akses bagi masyarakat, bahkan dilaporkan menyebabkan korban jiwa. Presiden Prabowo akhirnya memerintahkan Bahlil untuk mencabut kebijakan tersebut.
3. Budi Arie Setiadi – Menteri Koperasi
Budi Arie Setiadi, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, kini menjabat sebagai Menteri Koperasi. Kinerjanya dalam mengelola isu-isu strategis di sektor koperasi dan UMKM menjadi sorotan, terutama dalam menghadapi tantangan digitalisasi dan pemberdayaan ekonomi rakyat.
4. Satryo Brodjonegoro – Mantan Menteri Riset dan Teknologi
Satryo Brodjonegoro mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Riset dan Teknologi pada Februari 2025, setelah hanya menjabat selama empat bulan. Pengunduran dirinya diduga terkait dengan tekanan dari mahasiswa dan pegawai kementerian akibat kebijakan yang kontroversial serta dugaan perilaku tidak profesional.
5. Saifullah Yusuf – Menteri Sosial
Saifullah Yusuf, yang menjabat sebagai Menteri Sosial sejak September 2024, menghadapi tantangan dalam menyalurkan bantuan sosial secara tepat sasaran. Evaluasi terhadap efektivitas program-program sosial yang dijalankan menjadi perhatian publik dan pemerintah.
Faktor-Faktor Pendorong Reshuffle
Beberapa faktor yang mendorong wacana reshuffle kabinet antara lain:
• Evaluasi Kinerja: Presiden Prabowo secara rutin memantau kinerja menterinya. Menteri yang dinilai tidak memenuhi target atau menimbulkan kontroversi menjadi kandidat kuat untuk diganti.
• Dinamika Politik: Koalisi besar yang mendukung pemerintahan Prabowo memunculkan tekanan politik untuk memberikan posisi strategis kepada partai-partai pendukung.
• Tekanan Publik: Kritik dari masyarakat dan media terhadap kinerja menteri tertentu meningkatkan tekanan bagi Presiden untuk melakukan perombakan kabinet.
Prediksi dan Harapan
Pengamat politik Hendri Satrio menyatakan bahwa reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif Presiden dan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pemerintahan. "Presiden tidak suka menteri yang ribut," ujarnya, mengindikasikan bahwa menteri yang menimbulkan kegaduhan politik berpotensi diganti.
Masyarakat dan pelaku usaha berharap reshuffle kabinet dapat membawa perubahan positif dalam kebijakan pemerintah, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial pasca-pandemi.
Kesimpulan
Isu reshuffle kabinet di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto semakin menguat dengan sorotan terhadap sejumlah menteri. Evaluasi kinerja, dinamika politik, dan tekanan publik menjadi faktor pendorong utama. Keputusan akhir berada di tangan Presiden, yang diharapkan dapat memilih figur-figur yang mampu membawa perubahan positif bagi Indonesia.
Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.
Komentar
Belum ada komentar.