Perang Tarif AS-China Memanas Lagi, Dunia Waspada Dampaknya
Internasional 872 views

Perang Tarif AS-China Memanas Lagi, Dunia Waspada Dampaknya

10 Apr 2025 02:44

Perang Tarif AS-China Kembali Meningkat: Apa Dampaknya bagi Ekonomi Global?

Konflik dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan China, kembali memanas di kuartal pertama 2025. Pemerintahan AS mengumumkan tarif baru untuk barang-barang teknologi tinggi asal China, sementara Beijing segera membalas dengan bea impor terhadap produk pertanian dan otomotif dari Amerika. Ketegangan ini memicu kekhawatiran baru di kalangan investor dan pelaku industri global.

Latar Belakang Ketegangan Baru
Perseteruan dagang antara kedua negara telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, dimulai sejak masa pemerintahan Donald Trump pada 2018. Namun, pada awal 2025, konflik ini memasuki babak baru setelah AS menuduh China melakukan praktik dumping dan manipulasi pasar teknologi.
 

Washington menetapkan tarif tambahan sebesar 25% untuk produk semikonduktor, baterai EV, dan peralatan jaringan asal China. Dalam pernyataan resminya, Departemen Perdagangan AS menyebut langkah ini sebagai upaya “melindungi industri dalam negeri dari praktik kompetitif yang tidak adil”.
 

Sementara itu, Kementerian Perdagangan China menanggapi dengan kebijakan balasan berupa tarif hingga 30% pada impor produk kedelai, jagung, serta kendaraan listrik buatan AS.

Dampak Langsung terhadap Industri Strategis
 

1. Sektor Teknologi:

Perusahaan teknologi seperti Qualcomm, Intel, dan Apple diperkirakan akan terkena imbas besar. “Rantai pasok global akan terganggu, terutama dalam penyediaan chip dan komponen elektronik,” kata Dr. Elaine Wu, ekonom teknologi dari Stanford.
 

2. Pertanian:

Para petani AS merasa khawatir atas hilangnya pasar ekspor ke China, yang sebelumnya menyerap hingga 60% produk kedelai mereka. "Kebijakan ini bisa menghantam pendapatan petani Midwest," ujar Michael Sanders, Ketua Serikat Petani Nasional.
 

3. Pasar Global:

Indeks saham global menunjukkan penurunan tajam setelah pengumuman kebijakan tarif terbaru ini. Dow Jones turun 2,3%, sementara indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 3,1% dalam sehari.

Analisis dan Prediksi Para Ahli

Banyak ekonom meyakini bahwa ketegangan ini akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Menurut laporan IMF terbaru, jika perang tarif berlanjut hingga akhir tahun, produk domestik bruto (PDB) global bisa turun sebesar 1,2%.

 

Prof. Richard Tan dari Universitas Oxford mengatakan, “Tarif yang terus meningkat akan mengarah pada biaya produksi yang lebih tinggi dan inflasi yang sulit dikendalikan, terutama bagi negara berkembang yang sangat bergantung pada perdagangan global.”

 

Sementara itu, analis dari Goldman Sachs memperkirakan konflik ini akan berpengaruh signifikan terhadap strategi investasi perusahaan multinasional. Mereka akan cenderung memindahkan pabrik dari China ke kawasan Asia Tenggara untuk menghindari tarif tinggi.

Respons Internasional dan Sikap Diplomatik

Uni Eropa menyerukan agar kedua negara menyelesaikan konflik melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). “Ketegangan ini harus diselesaikan melalui diplomasi dan aturan internasional, bukan melalui aksi sepihak,” tegas Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa.

 

Sementara itu, negara-negara ASEAN berharap konflik ini tidak menjalar ke kebijakan perdagangan regional yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi kawasan.

Arah Kebijakan Selanjutnya

Pemerintah AS berencana mengkaji lebih banyak produk yang akan dikenai tarif dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang yang meluas ke sektor energi dan logistik.

 

China, di sisi lain, sedang menjajaki peluang kerja sama ekonomi yang lebih erat dengan negara-negara BRICS, sebagai bentuk perimbangan kekuatan ekonomi global.

Apa yang Bisa Kita Harapkan?

Ketika dua negara dengan pengaruh ekonomi terbesar di dunia saling berhadapan dalam konflik tarif, dunia menyaksikan dengan cemas. Tidak hanya perusahaan besar, tapi juga masyarakat umum akan merasakan dampaknya — dari harga barang yang naik hingga peluang kerja yang berkurang.
 

Bagaimana pendapat Anda mengenai langkah kedua negara ini? Apakah ada solusi damai yang realistis di tengah persaingan global yang kian tajam? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!

Sponsored Content

Iklan Dalam (2030x168)

Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.

Komentar

Belum ada komentar.

Berita Terkait

Parlemen Arab Kecam Rencana Israel Kuasai Gaza sebagai Pelanggaran Hukum Internasional

Parlemen Arab Kecam Rencana Israel Kuasai Gaza sebagai Pelanggaran Hukum Internasional

Baca Selengkapnya
Putin Usulkan Perundingan Langsung dengan Ukraina Pekan Depan

Putin Usulkan Perundingan Langsung dengan Ukraina Pekan Depan

Baca Selengkapnya
Indonesia Serukan Penahanan Diri di Tengah Eskalasi Konflik India-Pakistan

Indonesia Serukan Penahanan Diri di Tengah Eskalasi Konflik India-Pakistan

Baca Selengkapnya