
Gangguan Ormas di Pabrik BYD Subang Jadi Sorotan Media China
Jakarta, 12 Mei 2025 — Pembangunan pabrik kendaraan listrik (EV) oleh produsen otomotif asal China, BYD, di Subang, Jawa Barat, mengalami gangguan akibat aksi organisasi masyarakat (ormas) yang disebut-sebut melakukan tindakan premanisme. Insiden ini menarik perhatian media China dan memunculkan kekhawatiran terhadap iklim investasi di Indonesia.
Latar Belakang Proyek Strategis
BYD, sebagai salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, menginvestasikan sekitar USD 1,3 miliar atau setara Rp 20,3 triliun untuk membangun pabrik di Subang. Pabrik ini direncanakan memiliki kapasitas produksi hingga 150.000 unit EV per tahun dan diharapkan menjadi pusat produksi EV di Asia Tenggara.
Gangguan oleh Ormas dan Premanisme
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, mengungkapkan bahwa pembangunan pabrik BYD sempat terganggu oleh aksi premanisme yang dilakukan oleh ormas setempat. Gangguan tersebut mencakup intimidasi terhadap pekerja dan penghambatan distribusi material pembangunan.
Media China, seperti South China Morning Post, menyoroti insiden ini dengan tajuk "Revolusi Kendaraan Listrik Indonesia Tersandera Masalah Preman". Mereka menyebut bahwa aksi premanisme ini mengancam impian Indonesia menjadi pusat EV di kawasan.
Respons Pemerintah dan BYD
Pihak BYD Indonesia melalui Head of Marketing, PR & Government Relations, Luther Pandjaitan, menyatakan bahwa situasi di lapangan tetap kondusif dan pembangunan pabrik berjalan sesuai jadwal. Ia menegaskan bahwa pemberitaan yang beredar di media asing bersifat berlebihan dan tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga memastikan bahwa gangguan oleh ormas telah diatasi. Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyebut bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan BYD dan memastikan bahwa pembangunan pabrik berjalan lancar.
Dampak terhadap Iklim Investasi
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu, menyatakan bahwa gangguan semacam ini dapat menurunkan kepercayaan investor asing terhadap Indonesia. Lingkungan usaha yang tidak kondusif akibat aksi premanisme dapat membuat investor ragu untuk menanamkan modal, yang pada akhirnya merugikan perekonomian nasional.
Kesimpulan
Insiden gangguan oleh ormas terhadap pembangunan pabrik BYD di Subang menjadi peringatan bagi pemerintah Indonesia untuk lebih serius dalam menciptakan iklim investasi yang aman dan kondusif. Dengan potensi besar sebagai pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara, Indonesia perlu memastikan bahwa proyek-proyek strategis seperti ini tidak terganggu oleh tindakan-tindakan yang merugikan.
Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.
Komentar
Belum ada komentar.