
Terungkap! Ini Penyebab Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I Hanya 4,87%
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai 4,87% secara tahunan (year-on-year), menandai laju terendah sejak kuartal III 2021. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 5,02% pada kuartal sebelumnya dan di bawah target pemerintah sebesar 5,2% untuk tahun ini.
Faktor-Faktor Penyebab Perlambatan
1. Melemahnya Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga, yang menyumbang lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), hanya tumbuh 4,89%, terendah dalam lima kuartal terakhir. Meskipun terdapat momentum Ramadan dan Idulfitri, daya beli masyarakat tertekan oleh inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Penurunan penjualan kendaraan bermotor dan barang konsumsi impor mencerminkan kehati-hatian konsumen.
2. Penurunan Investasi
Pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) melambat ke level terendah dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi dan ketidakpastian global yang menahan ekspansi sektor swasta.
3. Kontraksi Belanja Pemerintah
Belanja pemerintah mengalami kontraksi, berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal yang lebih ketat dan fokus pada pengendalian defisit anggaran membatasi pengeluaran pemerintah pada awal tahun.
4. Tantangan Eksternal
Ketegangan perdagangan global, terutama dengan Amerika Serikat, menekan ekspor Indonesia. Ancaman tarif impor dari AS terhadap produk Indonesia seperti elektronik dan tekstil menambah ketidakpastian bagi pelaku usaha.
Sektor-Sektor Penopang Pertumbuhan
Meskipun pertumbuhan melambat, beberapa sektor tetap menunjukkan kinerja positif:
• Pertanian: Tumbuh 1,11%, didukung oleh peningkatan produksi padi dan jagung.
• Industri Pengolahan: Menyumbang 0,93% terhadap pertumbuhan, dengan subsektor logam dasar tumbuh 14,47% sejalan dengan program hilirisasi pemerintah.
• Transportasi dan Pergudangan: Tumbuh 9,01%, mencerminkan pemulihan mobilitas dan aktivitas logistik.
Respons Kebijakan dan Proyeksi Ke Depan
Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% untuk mendukung pertumbuhan. Namun, BI tetap berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut karena risiko volatilitas pasar global.
BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 berada dalam kisaran 4,7–5,5%, sedikit lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Faktor-faktor seperti perlambatan konsumsi dan ekspor menjadi pertimbangan utama dalam revisi proyeksi ini.
Pemerintah, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam lima tahun ke depan. Namun, tantangan eksternal dan domestik memerlukan strategi yang adaptif dan kebijakan yang tepat untuk mencapai target tersebut.
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 yang hanya mencapai 4,87% mencerminkan tantangan yang dihadapi baik dari sisi domestik maupun global. Untuk mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi, diperlukan sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter, serta upaya peningkatan daya saing ekspor dan investasi.
Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.
Komentar
Belum ada komentar.