
Tiongkok Kecam Latihan Militer AS-Filipina: Ancaman bagi Stabilitas Kawasan
Jakarta, 22 April 2025 – Pemerintah Tiongkok menyampaikan kecaman keras terhadap latihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Filipina yang tengah berlangsung di Laut China Selatan. Beijing menilai bahwa latihan tersebut mengganggu stabilitas kawasan dan memperburuk ketegangan yang sudah ada.
Latihan Militer Balikatan 2025
Latihan militer tahunan yang dikenal sebagai "Balikatan" dimulai pada 21 April 2025 dan dijadwalkan berlangsung hingga 9 Mei 2025. Latihan ini melibatkan sekitar 14.000 personel militer, termasuk 9.000 dari Amerika Serikat dan 5.000 dari Filipina, serta partisipasi dari negara-negara lain seperti Australia dan Jepang.?
Dalam latihan tahun ini, berbagai skenario tempur disimulasikan, termasuk pertahanan maritim, serangan udara, dan operasi khusus di wilayah yang berdekatan dengan Taiwan dan Laut China Selatan. Sistem persenjataan canggih seperti NMESIS (Navy-Marine Expeditionary Ship Interdiction System) dan HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) turut dikerahkan dalam latihan ini. ?
Reaksi Tiongkok
Pemerintah Tiongkok menyatakan bahwa latihan militer tersebut merupakan provokasi yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut di kawasan. Beijing menilai bahwa kehadiran militer asing di wilayah yang disengketakan dapat mengganggu upaya perdamaian dan stabilitas regional.?
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan, "Kami menentang keras tindakan militer yang dapat memperburuk situasi di Laut China Selatan. Latihan semacam ini tidak membantu dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk dialog dan kerja sama."?
Perspektif Filipina dan Amerika Serikat
Pemerintah Filipina menegaskan bahwa latihan militer bersama dengan Amerika Serikat bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pertahanan dan bukan ditujukan terhadap negara tertentu. Menteri Pertahanan Filipina menyatakan bahwa kerja sama militer ini penting untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.?
Sementara itu, Amerika Serikat menekankan bahwa latihan Balikatan merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung sekutu dan mitra di kawasan Indo-Pasifik. Washington menyatakan bahwa kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas dan kesiapan tempur antara kedua negara.
Implikasi Geopolitik
Latihan militer gabungan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara tetangganya terkait klaim teritorial di Laut China Selatan. Kehadiran militer asing di wilayah tersebut dapat memperumit dinamika geopolitik dan memicu respons dari pihak-pihak yang berkepentingan.?
Para analis memperingatkan bahwa eskalasi militer di kawasan ini dapat berdampak pada stabilitas regional dan mengganggu jalur perdagangan internasional yang vital. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan sengketa.?
Kesimpulan
Kecaman Tiongkok terhadap latihan militer gabungan AS-Filipina mencerminkan ketegangan yang terus meningkat di kawasan Asia-Pasifik. Sementara kedua negara tersebut menegaskan bahwa latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pertahanan, Tiongkok melihatnya sebagai ancaman terhadap stabilitas regional. Situasi ini menyoroti perlunya pendekatan diplomatik yang hati-hati dan kerja sama multilateral untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.
Komentar
Belum ada komentar.