
Gara-gara Kecelakaan Maut, China Larang Istilah 'Autonomous Driving' dalam Iklan Kendaraan
Beijing, 20 April 2025 — Pemerintah China mengambil langkah tegas dalam mengatur pemasaran teknologi bantuan pengemudi dengan melarang penggunaan istilah seperti "autonomous driving" dan "smart driving" dalam iklan kendaraan. Kebijakan ini dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) menyusul kecelakaan fatal yang melibatkan sedan listrik Xiaomi SU7 pada akhir Maret 2025.?
Latar Belakang: Kecelakaan Xiaomi SU7
Pada 29 Maret 2025, sebuah Xiaomi SU7 yang beroperasi dalam mode bantuan pengemudi menabrak pembatas beton di Provinsi Anhui, China. Kecelakaan tersebut menyebabkan kendaraan terbakar dan menewaskan tiga penumpang wanita di dalamnya. Investigasi awal menunjukkan bahwa kendaraan tersebut berada dalam mode bantuan pengemudi sebelum pengemudi mengambil alih kendali sesaat sebelum tabrakan terjadi.?
Insiden ini memicu kekhawatiran publik mengenai keselamatan teknologi bantuan pengemudi dan mendorong pemerintah untuk memperketat regulasi terkait.?
Langkah Regulasi Pemerintah
Dalam pertemuan tertutup dengan hampir 60 produsen otomotif, MIIT menyampaikan larangan penggunaan istilah "autonomous driving" dan "smart driving" dalam materi pemasaran kendaraan yang dilengkapi dengan sistem bantuan pengemudi. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mencegah kesalahpahaman konsumen mengenai kemampuan sebenarnya dari teknologi tersebut dan untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya.?
Selain itu, MIIT memperjelas peraturan yang diperkenalkan pada Februari 2025, yang mengharuskan produsen kendaraan untuk menyelesaikan pengujian ekstensif dan menerima persetujuan resmi sebelum menerapkan pembaruan perangkat lunak over-the-air (OTA) yang terkait dengan sistem bantuan pengemudi pada kendaraan yang sudah dikirimkan kepada konsumen.?
Dampak terhadap Industri Otomotif
Langkah ini berdampak signifikan pada industri otomotif China, yang saat ini tengah bersaing ketat dalam menghadirkan kendaraan listrik dengan fitur bantuan pengemudi canggih. Produsen seperti BYD, Leapmotor, dan Toyota telah meluncurkan model-model terjangkau yang dilengkapi dengan fitur "smart driving" untuk menarik konsumen di pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat di China.
Namun, dengan adanya regulasi baru ini, produsen harus menyesuaikan strategi pemasaran mereka dan memastikan bahwa klaim mengenai kemampuan kendaraan sesuai dengan kenyataan. Hal ini dapat meningkatkan biaya dan memperlambat adopsi teknologi baru, tetapi juga dapat mendorong konsolidasi yang diperlukan dalam industri otomotif China yang saat ini mengalami kelebihan kapasitas.
Analisis dan Prediksi Ahli
Analis industri otomotif menyatakan bahwa langkah pemerintah China ini mencerminkan upaya untuk menyeimbangkan antara inovasi teknologi dan keselamatan publik. Dengan melarang penggunaan istilah yang dapat menyesatkan konsumen, pemerintah berharap dapat meningkatkan kesadaran akan batasan teknologi bantuan pengemudi saat ini.?
Di sisi lain, produsen kendaraan harus berinvestasi lebih dalam dalam pengujian dan pengembangan teknologi untuk memenuhi standar keselamatan yang lebih ketat. Hal ini dapat memperlambat peluncuran fitur-fitur baru, tetapi juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap teknologi tersebut dalam jangka panjang.
Kecelakaan fatal yang melibatkan Xiaomi SU7 telah menjadi titik balik dalam regulasi teknologi bantuan pengemudi di China. Dengan melarang penggunaan istilah seperti "autonomous driving" dalam iklan kendaraan, pemerintah China menunjukkan komitmennya untuk memastikan keselamatan publik dan mencegah kesalahpahaman konsumen mengenai kemampuan teknologi tersebut. Langkah ini diharapkan dapat mendorong industri otomotif untuk lebih bertanggung jawab dalam mengembangkan dan memasarkan teknologi bantuan pengemudi.?
Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.
Komentar
Belum ada komentar.