Di Tengah Perang Dagang, China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber?
Teknologi 1265 views

Di Tengah Perang Dagang, China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber?

17 Apr 2025 03:21

Beijing, 17 April 2025 — Ketegangan antara China dan Amerika Serikat kembali meningkat setelah otoritas Tiongkok menuduh Badan Keamanan Nasional AS (NSA) melakukan serangan siber canggih yang menargetkan infrastruktur kritis selama Asian Winter Games di Harbin pada Februari lalu. Tuduhan ini muncul di tengah eskalasi perang dagang yang sedang berlangsung antara kedua negara adidaya tersebut.?

Tuduhan Serangan Siber oleh NSA?

Kepolisian Kota Harbin mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa tiga individu yang diduga sebagai agen NSA—Katheryn A. Wilson, Robert J. Snelling, dan Stephen W. Johnson—dimasukkan dalam daftar buronan atas dugaan keterlibatan mereka dalam serangan siber tersebut. Serangan ini diklaim menargetkan sektor energi, transportasi, pertahanan, dan telekomunikasi di Provinsi Heilongjiang, serta sistem registrasi atlet dan data pribadi peserta Asian Winter Games. ?

 

Menurut laporan dari kantor berita Xinhua, serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan server anonim internasional dan alamat IP yang disamarkan, serta memanfaatkan celah keamanan dalam sistem operasi Windows. Beberapa institusi pendidikan tinggi di AS, termasuk University of California dan Virginia Tech, juga disebut terlibat, meskipun rincian lebih lanjut tidak diungkapkan. ?

 

Respons Pemerintah China?

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengecam tindakan tersebut sebagai ancaman serius terhadap keamanan nasional dan infrastruktur negara. Ia mendesak Amerika Serikat untuk segera menghentikan kegiatan spionase siber dan berhenti menuduh pihak lain tanpa bukti yang jelas. ?

 

Meskipun demikian, hingga saat ini, pihak berwenang China belum memberikan bukti konkret kepada publik terkait tuduhan tersebut. Kedutaan Besar AS di Beijing juga belum memberikan komentar resmi mengenai hal ini.?

 

Eskalasi Perang Dagang?

Tuduhan serangan siber ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dalam perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Baru-baru ini, Presiden AS Donald Trump mengumumkan peningkatan tarif impor terhadap produk-produk China, yang memicu respons keras dari Beijing. China menilai tindakan tersebut sebagai bentuk "bullying" dan penyalahgunaan tarif yang dapat merusak perdamaian serta pembangunan ekonomi global. ?

 

Sebagai tanggapan, China berencana mengadakan pertemuan informal di Dewan Keamanan PBB pada 23 April mendatang untuk mengecam tindakan unilateral Amerika Serikat dalam konteks perang dagang yang sedang berlangsung. ?

 

Analisis dan Prediksi Para Ahli?

Para analis keamanan siber menilai bahwa tuduhan ini mencerminkan meningkatnya ketegangan dalam domain digital antara kedua negara. Meskipun China secara resmi membantah keterlibatannya dalam operasi siber ofensif, beberapa laporan sebelumnya menunjukkan adanya pengakuan tidak langsung dari pejabat China mengenai keterlibatan dalam kampanye peretasan terhadap infrastruktur AS, yang dikaitkan dengan kelompok peretas "Volt Typhoon". ?

 

Kelompok "Volt Typhoon" dikenal sebagai ancaman siber yang didukung oleh pemerintah China dan telah aktif sejak setidaknya tahun 2021. Mereka fokus pada spionase siber, pencurian data, dan akses kredensial, dengan target utama infrastruktur kritis di Amerika Serikat. ?

 

Para pakar memperingatkan bahwa eskalasi dalam perang siber ini dapat memperburuk hubungan bilateral dan berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi global. Mereka juga menekankan pentingnya transparansi dan dialog antara kedua negara untuk mencegah konflik lebih lanjut di dunia maya.?

 

Tuduhan China terhadap Amerika Serikat mengenai serangan siber selama Asian Winter Games menandai babak baru dalam ketegangan antara kedua negara, yang sebelumnya didominasi oleh perang dagang. Dengan meningkatnya saling tuduh dalam domain siber, diperlukan upaya diplomatik yang serius untuk mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat berdampak negatif pada keamanan dan ekonomi global.?

Sponsored Content

Iklan Dalam (2030x168)

Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.

Komentar

Belum ada komentar.

Berita Terkait

Microsoft Larang Karyawan Gunakan DeepSeek karena Risiko Keamanan Data dan Propaganda

Microsoft Larang Karyawan Gunakan DeepSeek karena Risiko Keamanan Data dan Propaganda

Baca Selengkapnya
Komdigi: Worldcoin Kumpulkan 500.000 Data Retina Warga Indonesia Sejak 2021

Komdigi: Worldcoin Kumpulkan 500.000 Data Retina Warga Indonesia Sejak 2021

Baca Selengkapnya
Kota dan Provinsi dengan Kasus Judi Online Anak Tertinggi di Indonesia

Kota dan Provinsi dengan Kasus Judi Online Anak Tertinggi di Indonesia

Baca Selengkapnya