
Masyarakat Semakin Minati TV Layar Lebar untuk Pengalaman Hiburan dan Gim
Jakarta, Indonesia – Perubahan gaya hidup digital yang semakin cepat telah mendorong lonjakan permintaan terhadap televisi layar lebar sebagai pusat hiburan rumah. Tidak hanya sebagai sarana menonton acara TV dan film, TV modern kini menjadi perangkat multifungsi untuk streaming, bermain gim, hingga konferensi video. Seiring dengan perkembangan teknologi resolusi tinggi dan konektivitas pintar, masyarakat kini beralih ke layar besar sebagai standar baru dalam menikmati hiburan.
Laporan dari Statista (2024) menunjukkan bahwa penjualan TV dengan ukuran di atas 55 inci mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 9,3% secara global. Di Indonesia sendiri, produsen elektronik melaporkan peningkatan penjualan signifikan pasca pandemi, terutama di segmen Smart TV dan TV 4K dengan ukuran 65 inci ke atas.
“Kami melihat lonjakan permintaan di kelas menengah dan profesional yang mencari pengalaman sinematik di rumah. Tidak hanya untuk Netflix atau YouTube, tetapi juga untuk konsol gaming dan streaming live event,” ungkap Andri Wirawan, Head of Marketing PT Samsung Electronics Indonesia.
TV Bukan Lagi Hanya untuk Menonton
Seiring perubahan perilaku pengguna, TV layar lebar kini menjadi pusat dari sistem hiburan rumah. TV modern dilengkapi dengan sistem operasi seperti Google TV, Tizen, atau WebOS yang memungkinkan akses langsung ke ribuan aplikasi, platform video-on-demand, serta integrasi dengan smart home system seperti Alexa atau Google Assistant.
Fungsi tambahan seperti mode gim (Game Mode), refresh rate tinggi (hingga 120Hz), dan dukungan HDR+ juga membuat layar besar menjadi pilihan utama gamer. TV kini bersaing ketat dengan monitor profesional dalam memberikan pengalaman visual maksimal.
“Kami melihat bahwa TV bukan hanya untuk menonton. Ini adalah media interaktif yang harus mampu menangani berbagai kebutuhan, termasuk produktivitas dan hiburan real-time,” ujar Dr. Pramudita Putra, pakar teknologi digital dari Universitas Indonesia.
Gim Sebagai Penggerak Pertumbuhan
Pasar gim, terutama konsol seperti PlayStation 5, Xbox Series X, dan Nintendo Switch, menjadi katalis utama adopsi TV layar lebar. Dengan resolusi 4K dan grafik realistis, layar kecil tidak lagi memadai bagi gamer yang menginginkan pengalaman imersif.
Sebuah survei oleh IDC Asia-Pacific pada kuartal pertama 2025 menyebutkan bahwa 68% gamer usia 25–40 tahun lebih memilih bermain gim di TV layar besar dibandingkan monitor komputer, terutama untuk gim berbasis konsol dan multiplayer lokal.
“Bermain gim di layar besar memberikan pengalaman audio-visual yang lebih imersif, terutama untuk genre seperti racing, FPS, dan open-world,” kata Aldo Santosa, pendiri komunitas gamer Indonesia "Digital Arena".
Fitur baru seperti HDMI 2.1, VRR (Variable Refresh Rate), dan ALLM (Auto Low Latency Mode) juga membuat TV kini mampu memenuhi standar performa tinggi yang sebelumnya hanya tersedia di monitor premium.
Home Entertainment sebagai Investasi
Tren work-from-home dan hiburan dalam rumah selama pandemi telah mengubah cara masyarakat memandang pengeluaran elektronik. TV besar kini dianggap sebagai investasi jangka panjang untuk kualitas hidup, bukan sekadar barang mewah.
Banyak konsumen profesional mengalokasikan dana untuk sistem hiburan rumah lengkap, termasuk soundbar, kursi home theater, dan pencahayaan ambient untuk meningkatkan kenyamanan hiburan di rumah.
“Kami melihat peningkatan pembelian TV di segmen harga Rp15–30 juta, menunjukkan bahwa masyarakat mulai memprioritaskan kualitas dan fitur, bukan hanya harga,” jelas Indra Suryadi, General Manager Electronic City.
Prediksi dan Tantangan ke Depan
Walau tren positif terus berkembang, tantangan tetap ada. Isu seperti keterbatasan ruang tinggal, konsumsi daya, dan harga listrik dapat memengaruhi adopsi TV ukuran sangat besar di kalangan masyarakat urban dengan ruang terbatas.
Namun demikian, produsen mulai menawarkan TV lipat atau rollable dan teknologi MicroLED yang menjanjikan efisiensi ruang tanpa mengorbankan ukuran layar.
Selain itu, prediksi dari lembaga riset Futuresource Consulting menunjukkan bahwa pada tahun 2027, lebih dari 40% rumah tangga perkotaan di Asia Tenggara akan menggunakan TV ukuran 65 inci ke atas sebagai bagian dari gaya hidup digital.
Kesimpulan
TV layar lebar kini bukan hanya soal ukuran, tetapi tentang pengalaman. Baik untuk menikmati tayangan streaming, bermain gim, atau mengadakan virtual meeting, masyarakat profesional mulai mengintegrasikan TV sebagai bagian dari gaya hidup produktif dan relaksasi di rumah.
Dengan meningkatnya kualitas konten digital dan tuntutan visual yang lebih tinggi, TV besar telah menjelma menjadi elemen sentral dalam rumah tangga modern. Untuk perusahaan teknologi dan pelaku industri hiburan, tren ini merupakan sinyal kuat bahwa "bigger is better" bukan lagi sekadar jargon, tetapi kebutuhan nyata masa kini.
Jika Anda seorang profesional yang menghabiskan banyak waktu di rumah, berinvestasi dalam TV layar lebar bisa menjadi langkah strategis untuk mengoptimalkan keseimbangan antara kerja dan hiburan secara maksimal.
Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.
Komentar
Belum ada komentar.