Thailand Uji Teknologi Peringatan Bencana via Smartphone: Langkah Strategis Mitigasi Risiko
Teknologi 2334 views

Thailand Uji Teknologi Peringatan Bencana via Smartphone: Langkah Strategis Mitigasi Risiko

25 Apr 2025 00:48

Bangkok, 25 April 2025 – Pemerintah Thailand secara resmi meluncurkan program uji coba sistem peringatan dini bencana berbasis smartphone di beberapa provinsi rawan bencana alam. Program ini merupakan bagian dari kebijakan nasional mitigasi risiko dan tanggap darurat, menyusul meningkatnya intensitas bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, dan gempa bumi di kawasan Asia Tenggara.

 

Inisiatif ini dikembangkan oleh Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana (DDPM) bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi Digital dan perusahaan telekomunikasi nasional. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk menyampaikan peringatan secara cepat, akurat, dan terverifikasi kepada masyarakat, langsung melalui perangkat smartphone mereka.

 

Mekanisme Teknologi: Pemanfaatan Cell Broadcast dan Aplikasi Khusus

Teknologi yang digunakan dalam uji coba ini menggabungkan dua pendekatan utama: sistem Cell Broadcast dan aplikasi mobile bernama ThaiSafe Alert. Cell Broadcast memungkinkan pengiriman pesan peringatan ke seluruh pengguna di area tertentu tanpa memerlukan koneksi data, sementara aplikasi ThaiSafe Alert menyediakan informasi detail seperti peta evakuasi, status cuaca terkini, dan petunjuk keselamatan.

 

Menurut pernyataan resmi dari DDPM, uji coba tahap awal dilakukan di provinsi Chiang Mai, Nakhon Si Thammarat, dan Phang Nga, yang dikenal sebagai wilayah dengan potensi bencana alam tinggi. Proses pengujian mencakup simulasi peringatan tsunami, gempa, dan banjir yang disampaikan secara real-time.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap warga, tanpa kecuali, memiliki akses terhadap informasi yang dapat menyelamatkan nyawa mereka,” ujar Dr. Suriya Khampiranon, Direktur Jenderal DDPM.

 

Tanggapan Masyarakat dan Evaluasi Awal

Dalam beberapa simulasi awal yang dilakukan pada pertengahan April 2025, sistem peringatan ini menunjukkan tingkat keberhasilan penyampaian pesan hingga 97% dalam waktu kurang dari 10 detik. Feedback dari masyarakat pun cukup positif, khususnya dari kalangan pelajar, pekerja migran, dan kelompok rentan yang sering terpinggirkan dari sistem informasi formal.

 

Namun, sejumlah kendala teknis masih dilaporkan, seperti perangkat lama yang tidak kompatibel dengan Cell Broadcast serta keterbatasan akses internet di daerah terpencil. Kementerian Ekonomi Digital tengah menjajaki kerja sama dengan penyedia perangkat keras untuk mengembangkan solusi ringan dan hemat biaya.

 

Pandangan Ahli dan Implikasi Regional

Pakar kebencanaan dari Asian Institute of Technology (AIT), Prof. Dr. Nalinee Juntaprem, menyebut bahwa langkah Thailand ini sangat strategis dalam konteks adaptasi perubahan iklim dan peningkatan risiko bencana di Asia Tenggara.

 

“Ini adalah pendekatan berbasis teknologi yang inklusif. Jika berhasil diimplementasikan secara nasional, Thailand bisa menjadi benchmark regional dalam sistem peringatan berbasis digital,” ujarnya.

 

Menurut laporan dari UNDRR (United Nations Office for Disaster Risk Reduction), kawasan Asia Pasifik merupakan wilayah dengan insiden bencana alam tertinggi di dunia. Kecepatan penyampaian informasi dinilai menjadi elemen kunci dalam menekan angka korban jiwa dan kerugian ekonomi.

 

Integrasi ke Sistem Nasional dan Langkah Selanjutnya

Pemerintah Thailand menargetkan sistem ini bisa terintegrasi sepenuhnya ke dalam platform National Emergency Alert System (NEAS) pada akhir 2025. DDPM juga tengah melakukan koordinasi dengan otoritas lokal dan pemerintah daerah untuk memastikan sistem ini dapat dijalankan secara mandiri di tingkat provinsi dan kabupaten.

 

Beberapa fitur tambahan yang direncanakan dalam versi selanjutnya dari ThaiSafe Alert meliputi:

• AI-based Risk Assessment untuk mempersonalisasi peringatan sesuai lokasi pengguna,

• Integrasi dengan Google Maps dan Apple Maps untuk jalur evakuasi real-time,

• Kemampuan untuk mengirimkan sinyal darurat dari pengguna ke pusat komando dengan sekali sentuh.

“Kami ingin tidak hanya memberi peringatan, tetapi juga alat untuk bertindak,” jelas Dr. Suriya.

 

Potensi Replikasi oleh Negara Tetangga

Keberhasilan sistem ini menarik perhatian negara-negara ASEAN lainnya. Delegasi dari Indonesia, Vietnam, dan Filipina dijadwalkan mengunjungi pusat pengendali sistem di Bangkok bulan depan untuk mempelajari implementasi teknis dan manajemen proyek.

 

Analis dari ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance (AHA Centre) menyatakan bahwa sistem ini berpotensi menjadi bagian dari platform mitigasi bencana bersama di masa depan. Integrasi lintas negara sangat krusial mengingat bencana alam seperti gempa dan tsunami tidak mengenal batas administratif.

 

Kesimpulan

Langkah Thailand dalam menguji sistem peringatan dini berbasis smartphone mencerminkan sinergi antara teknologi dan kebijakan publik yang adaptif terhadap tantangan masa kini. Dalam era digital yang kian terhubung, pemanfaatan teknologi komunikasi untuk keselamatan publik bukan lagi pilihan, tetapi keharusan.

 

Uji coba ini menjadi babak penting dalam perjalanan Thailand menuju masyarakat yang lebih tangguh terhadap bencana, sekaligus membuka peluang kolaborasi regional yang lebih luas dalam menghadapi risiko iklim dan geologi.

Sponsored Content

Iklan Dalam (2030x168)

Untuk mengirim komentar, Anda perlu login.

Komentar

Belum ada komentar.

Berita Terkait

Microsoft Larang Karyawan Gunakan DeepSeek karena Risiko Keamanan Data dan Propaganda

Microsoft Larang Karyawan Gunakan DeepSeek karena Risiko Keamanan Data dan Propaganda

Baca Selengkapnya
Komdigi: Worldcoin Kumpulkan 500.000 Data Retina Warga Indonesia Sejak 2021

Komdigi: Worldcoin Kumpulkan 500.000 Data Retina Warga Indonesia Sejak 2021

Baca Selengkapnya
Kota dan Provinsi dengan Kasus Judi Online Anak Tertinggi di Indonesia

Kota dan Provinsi dengan Kasus Judi Online Anak Tertinggi di Indonesia

Baca Selengkapnya